Minggu, 08 Agustus 2010

Agustusan

Kita telah memasuki bulan Agustus 2010. Ada yang bilang, bulan Agustus beraroma (warna) merah, mungkin banyak mengandung makna keberanian. Bulan Agustus juga mempunyai makna meluas pada frase Agustusan. Salah satu makna luas adalah mengisi kemerdekaan, tak sekadar mengingat dan memahami apa yang pernah terjadi tentang perjuangan para pendahulu kita. Mari kita siapkan diri kembali untuk melangkah lebih nyata, mencapai tak sekadar yang pernah tercitacitakan dahulu. Kreatif berinisiatif.
Demi Merah Putih!

Bunkertainment


Hari itu, awal pagi 31 Juli. Hari yang indah mungkin, buat yang bakal terima gaji pas akhir bulan. Juga mungkin fifty-fifty buat kalian yang akan berweekenria 'nembak jitu' sang pujaan hati. Atau bakal lembur bikin laporan akhir bulankah?

Baiklah, akhir bulan sepatutnya bisa bercerita, menjadi juru bicara atas kakak-kakak harinya sejumlah 30! Seyogyanya yang senior bisa memberikan tauladan dan pencerahan lebih gamblang, bukan telanjang dan menelanjangi! Fokus menggarisbawahi kata kunci, mencetak tebal dan menyerukan berulangkali ajakan kebaikan. Sekonyol-konyol kaum berfikir, jangankan jatuh ke lubang yang sama keduakalinya, untuk berandai pun merasa sayang waktu terbuang.

Pilih kata-kata kunci, kalimat-kalimat penyemangat, fokus bagaikan spot lampu sorot, dengan intensitas kian meninggi. Dari waktu ke waktu, dari meeting ke meeting, alah bisa karena biasa.. Apa saja..? Mari kita tunggu..

T'Poz Intro..

Nasihat insan kreatif, begitu kami menyebutnya, menyentak dan menghunjamkan lecutan untuk mendobrak belenggu kreatif. Itu belenggu bersemayam dalam diri kita masing-masing, dalam lubuk hati yang cukup dalam. Akan halnya dapat terurai dan menyembul menjadi percikan-percikan cahaya nan terang menerangi, itulah tantangan-tantangan kita semua. Tantangan untuk orang-orang yang sepatutnya berhak disebut sebagai insan kreatif pula. Bagaimana mewujudkannya, bagaimana mengemasnya, dalam bentuk apa saja bisa mewujud dan memayungi sesamanya..? Ehm..

Lebih Segar, Lebih Sehat


Salah satu ajaran luhur kultur Jawa adalah empan papan, alias ajakan bijak untuk selalu bisa menempatkan diri dalam berbagai suasana, situasi dan kondisi. Saat berkumpul bersama para senior, kita bisa memanfaatkannya untuk ngangsu kawruh, menimba keilmuan, keasamgaraman, jam terbang beliau yang kita tuakan. Sebaliknya saat gaul, dating, weekend bareng seusia, sebaya dan sepantaran bisa saling bertukar dan berbagi bekal kehidupan mendatang.

Akan halnya cara, kuantitas dan kualitas, intensitas dan integritas tentangnya, bisa menyesuaikan kebutuhan yang saling terlibat. Lebih segar, lebih sehat!